BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya adalah segala sesuatu
yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki
perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti Finansial,
Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya finansial merupakan salah
satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan yang maju dan terus
berkembang karena berhubungan dengan saham yang merupakan modal utama dalam
membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan
tersebut. Sumber daya fisik merupakan sumber daya yang menyangkut penunjang
secara fisik berdirinya suatu perusahaan seperti alat-alat kelengkapannya.
Sumber daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam rangka
pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill
para pekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan perusahaan
dengan baik dan benar. Kemampuan teknologi juga merupakan unsur penunjang
penting dalam menggerakan perusahaan, karena dengan adanya kelengkapan
teknologi dan kecanggihan teknologi akan memudahkan berjalannya suatu
perusahaan. Dari keempat sumber tersebut aspek yang terpenting yaitu manusia,
karena manusia merupakan penggerak terpenting dalam perusahaan. Maju dan
tidaknya perusahaan tergantung pada pengelolaan sumber daya manusia ini dapat
dilakukan dalam suatu perusahaan itu atau oleh suatu departemen tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia?
2. Bagaimana sejarah Perkembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia?
3. Bagaimana pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia?
4. Bagaimana proses tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia?
5. Apa saja fungsi operasional Manajemen Sumber Daya
Manusia?
6. Apa urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Berwirausaha?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Mengetahui sejarah Perkembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia
3. Mengetahui pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
4. Mengetahui proses tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia
5. Mengetahui fungsi operasional Manajemen Sumber Daya
Manusia
6. Mengetahui urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Berwirausaha
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi para wirausahawan
Makalah ini dapat menambah wawasan mengenai manajemen sumber
daya manusia dan dapat menggugah untuk dapat terus meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dalam usahanya.
2. Bagi rekan-rekan mahasiswa
Makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai manajemen
sumber daya manusia yang merupakan salah satu materi dalam mata kulaih
kewirausahaan.
3. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai
manajemen sumber daya manusia dan agar para pembaca dapat mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika uraian makalah ini terdiri dari tiga bagian
yaitu pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan, sistematika
uraian. Kedua isi atau kajian teori dan pembahasan. Ketiga penutup yang berisi
kesimpulan dan saran dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) menurut para ahli:
1. Menurut Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian,
pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi
atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system
perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir,
evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
3. Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses
akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki
sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber
daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
4. Menurut Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
5. Menurut Mutiara S. Panggabaean
MSDM adalah kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat
dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi
pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan.
Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja,
penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan
pemutusan hubungan kerja.
Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam
mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Jadi Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan,
dan pemisahan tenagakerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam usaha
pencapaian tujuan perusahan permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya
terdqapat pada bahan mentar, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan
lingkungan kerja saja, namun juga menyakup karyawan (SDM) yang mengelola
faktor-faktor produksi lainnya tersebut. Namun, perlu diingat bahwa sumber daya
manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor produksi
lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan mengasilkan
keluaran (output).
B. Sejarah
Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Sejarah Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari manajemen pada umumnya. Sebelum permulaan abad kedua puluh
manusia dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak
kali oleh majikan. Manusia tidak dihargai karena dianggap sebagai salah satu
faktor produksi yang disamakan dengan mesin, uang dan sebagainya. Majikan lebih
mementingkan atau memberikan perhatian pada sumber daya alam dari pada sumber
daya manusia. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut manusia masih banyak yang
belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga penghargaan
pada manusia masih rendah dipicu pula jumlah tenaga kerja yang berlebihan,
padahal lapangan kerja sangat sedikit.
Dalam perkembangan selanjutnya perhatian terhadap faktor
manusia sebagai sumber daya manusia jauh lebih besar. Hal ini disebabkan oleh 5
faktor yaitu:
1. Perkembangan pengetahuan manajemen yang dipelopori oleh
Taylor.
2. Kekurangan tenaga kerja pada perang dunia I bagi
negara-negara yang terlibat peperangan.
3. Kemajuan yang dicapai serikat-serikat pekerja.
4. Semakin meningkatnya campur tangan pemerintah dalam
hubungan antara majikan dan buruh.
5. Akibat depresi besar tahun 1930.
Adanya ke-lima faktor di atas, pada sekitar tahun 1950-an
para ahli mengkaji kembali pentingnya peranan sumber daya manusia dalam
kegiatan organisasi.
Di Indonesia masalah sumber daya manusia baru mulai
diperhatikan lebih serius pada tahun 1970-an. Hal ini dibuktikan dengan
munculnya Undang-undang tentang tenaga kerja, peraturan upah minum,
Kesejahteraan pegawai dan sebagainya. Dalam arah pembangunan jangka panjang
kedua disebutkan bahwa melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya Nasional
diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan
yang nyata, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki
kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemampuan manajemen. Sumber daya manusia termasuk pemuda dan
wanita, sebagai penggerak pembangunan nasional dipadukan aspirasi, peranan dan
kepentingannya ke dalam gerak pembangunan bangsa melalui peran serta aktif
dalam seluruh kegiatan pembangunan.
Titik berat pembangunan jangka panjang kedua diletakkan pada
bidang ekonomi yang merupakan penggerak utama pembangunan, seiring dengan
kualitas sumber daya manusia dan didorong secara saling memerlukan, saling
terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan
seirama, selaras, dan serasi dengan keberhasilan pembangunan bidang ekonomi
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.
Sampai saat ini peningkatan kualitas sumber daya masih terus
dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan komparatif
yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut bisa
lebih bersaing dengan negara lain, contohnya Jepang. Sumber daya alam yang
dipunyai sangatlah minim, akan tetapi sumber daya manusia yang dimiliki
sangatlah berkualitas, hal ini dapat menempatkan Jepang sebagai negara maju di
dunia. Untuk itulah negara Indonesia yang sudah mempunyai keunggulan
komparatif, harus selalu digalakkan tentang peningkatan kualitas sumber daya
manusianya agar tidak ketinggalan negara-negara lain.
C. Pendekatan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam setiap kegiatan atau aktivitas organisasi dari waktu
ke waktu selalu timbul masalah-masalah. Untuk mengatasi masalah–masalah yang
timbul ada beberapa pendekatan sesuai dengan periodenya. Maksudnya pendekatan
yang lebih akhir menunjukkan lebih baru ditinjau dari segi waktunya. Namun
sampai sekarang pun masih ada pimpinan perusahaan yang menggunakan pendekatan
lama dalam mengatasi permasalahan. Di bawah ini dikemukakan tiga pendekatan:
Pendekatan Mekanis, Pendekatan Paternalisme, dan, Pendekatan Sistem Sosial.
1. Pendekatan Mekanis (klasik)
Perkembangan di bidang Industri dengan penggunaan
mesin–mesin dan alat–alat elektronika membawa kemajuan yang sangat pesat dalam
efisiensi kerja.
Dalam pendekatan mekanis, apabila ada permasalahan yang
berhubungan dengan tenaga kerja, maka unsur manusia dalam organisasi disamakan
dengan faktor produksi lain, sehingga pimpinan perusahaan cenderung menekan
pekerja dengan upah yang minim sehingga biaya produksi rendah. Pandangan
pendekatan ini menunjukkan sikap bahwa tenaga kerja harus dikelompokkan sebagai
modal yang merupakan faktor produksi. Dengan hal ini maka di usahakan untuk
memperoleh tenaga kerja yang murah namun bisa di manfaatkan semaksimal mungkin
dan memperoleh hasil yang lebih besar untuk kepentingan pemberi kerja.
Pendekatan ini cukup dominan di negara–negara industri barat sampai dengan
tahun 1920 – an.
2. Pendekatan Paternalisme (Paternalistik)
Dengan adanya perkembangan pemikiran dari para pekerja yang
semakin maju dari para pekerja, yang menunjukkan mereka dapat melepaskan diri
dari ketergantungan manajemen atau pimpinan perusahaan mengimbangkan dengan
kebaikan untuk para pekerja.
Paternalisme merupakan suatu konsep yang menganggap
manajemen sebagai pelindung terhadap karyawan, berbagai usaha telah dilakukan
oleh pimpinan perusahaan supaya para pekerja tidak mencari bantuan dari pihak
lain. Pendekatan ini mulai hilang pada waktu periode tahun 1930–an.
3. Pendekatan Sistem Sosial (Human Relation)
Manajemen Sumber Daya Manusia atau personalia merupakan
proses yang kompleks. Dengan kekomplekan kegiatan manajemen Sumber Daya
Manusia, maka pimpinan perusahaan mulai mengarah pada pendekatan yang lain yaitu
pendidikan sistem sosial yang merupakan suatu pendekatan yang dalam pemecahan
masalah selalu memperhitungkan faktor – faktor lingkungan. Setiap ada
permasalahan, maka diusahakan dipecahkan dengan sebaik mungkin dengan resiko
yang paling kecil, baik bagi pihak tenaga kerja maupun pemberi kerja.
D. Proses Tahapan
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Recruitment (pengadaan),
Pengadaan Manajemen Sumber Daya Manusia
Recruitment disini diartikan pengadaan, yaitu suatu proses
kegiatan mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman,
pelamaran, penyarigan sampai dengan pengangkatan dan penempatan. Pengadaan yang
dimaksud disini lebih luas maknanya, karena pengadaan dapat merupakan salah
satu upaya dari pemanfaatan. Jadi pengadaan disini adalah upaya penemuan calon
dari dalam organisasi maupun dari luar untuk mengisi jabatan yang memerlukan
SDM yang berkualitas.
Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment
from within. Recruitment from within merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM
yang sudah ada, antara lain melalui pemindahan dengan promosi atau tanpa
promosi. Untuk pengadaan pekerja dari luar tahapan seleksi memegang peran
penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka (open competition) yang
didasarkan kepada standar dan mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable).
Pada seleksi pekerja baru maupun perpindahan baik promosi dan tanpa promosi,
harus memperhatikan unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi, kecakapan,
pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian.
Tahapan pemanfaatan SDM ini sangat memegang peranan penting,
dan merupakan tugas utama dari seorang pimpinan. Suatu hal yang penting disini
adalah memanfaatkan SDM atau pekerja secara efisien, atau pemanfaatan SDM
secara optimal, artinya pekerja dimanfaatkan sebesar-besarnya namun dengan
tetap memperhatikan dan mempertimbangkan batas-batas kemungkinan pemanfaatan
yang wajar. Orang tidak merasa diperas karena secara wajar pula orang tersebut
menikmati kemanfaatannya.
Prinsip pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip
satisfaction yaitu tingkat kepuasan yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang
menjadi pendorong untuk berprestasi lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat
bagi organisasi dan pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat dilakukan dengan
berbagai cara, mulai dari yang paling mudah dan sederhana sampai cara yang
paling canggih. Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap pengadaan, dengan
prinsip the right man on the right job.
2. Maintenance (pemeliharaan)
Pemeliharaan atau maintenance merupakan tanggung jawab
setiap pimpinan. Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system)
akan berpengaruh terhadap jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan
adalah untuk membuat orang yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta
dapat berperan secara optimal. Sumber daya manusia yang tidak terpelihara dan
merasa tidak memperoleh ganjaran atau imbalan yang wajar, dapat mendorong
pekerja tersebut keluar dari organisasi atau bekerja tidak optimal.
Pemeliharaan SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan
mempertimbangkan secara seksama hakikat manusianya. Manusia memiliki persamaan
disamping perbedaan, manusia mempunyai kepribadian, mempunyai rasa, karya,
karsa dan cipta. Manusia mempunyai kepentingan, kebutuhan, keinginan, kehendak
dan kemampuan, dan manusia juga mempunyai harga diri. Hal-hal tersebut di atas
harus menjadi perhatian pimpinan dalam manajemen SDM. Pemeliharaan SDM perlu
diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa finansial,
seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas
kendaraan, perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa immaterial sepert:
kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Pemeliharaan dengan
sistem ganjaran ini diharapkan dapat membawa pengaruh terhadap tingkat prestasi
dan produktitas kerja.
3. Development (pengembangan).
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu
pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi.
Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan sumber
daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan
SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian.
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon
tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih
berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah
menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu
dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek,
yaitu :
a. Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan :
“Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi pekerjanya”,
b. Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : “Apa yang harus
diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau
pekerjaannya” dan,
c. Analisis pribadi, menekankan “Siapa membutuhkan
pendidikan dan pelatihan apa”. Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat
memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di
organisasi tersebut.
E. Fungsi Operasional
Manajemen Sumber Daya Manusia
Implementasi manajemen sumber daya manusia tergantung kepada
fungsi operasional MSDM itu sendiri. Beberapa pakar memberikan fungsi yang
bervariasi tentang MSDM seperti yang dikemukakan oleh Flippo (1984), terdiri
dari:
1. Procurement
2. Development
3. Compensation
4. Integration
5. Maintenance
6. Separation
De Cenzo and Robbins (1996), menyatakan bahwa fungsi
manajemen sumber daya manusia terdiri dari
1. Staffing: strategic human resources, recruiting, and
selection;
2. Training and development: orientation, employee training,
employee development and career development
3. Motivation: Motivation theories and the job design,
performance appraisal, rewards and compensation, employee benefit
4. Maintenance: safety and health, communication, employee
relation.
Lebih jauh Milkovich and Boudreau (1997) berpendapat sama,
bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia mencakup:
1. Staffing: recruiting, selection, separations and
diversity
2. Training and development: careers, continuous learning,
and mentoring;
3. Compensation : Base pay on markets, pay for performance,
benefit/non financial
4. Employee relations: communications, grievance/dispute
resolution, union relations, safety and health
5. Work structure: job analysis, teams, performance management,
and employee involvement
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa fungsi operasional Manajemen sumber daya manusia meliputi :
1. Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja merupakan operasi dari manajemen
sumber daya manusia. Dengan perencanaan tenaga kerja dimaksudkan ada upaya
untuk merencanakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan organisasi ini. Fungsi ini mulai
Analisis pekerjaan, rekrutmen, penempatan sampai pada orientasi pekerjaan.
Kegiatan rekrutmen atau penarikan sumber daya manusia
bertujuan agar organisasi dapat memperoleh sumber daya manusia sesuai dengan
keahlian yang dibutuhkan. Aplikasi kegiatan ini adalah dengan adanya seleksi
yang dilakukan untuk dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh tenaga kerja. Apabila sudah memenuhi syarat, maka tenaga
kerja tersebut dapat ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing-masing.
2. Pengembangan Tenaga Kerja
Pengembangan tenaga kerja merupakan suatu kondisi yang
menunjukkan adanya peningkatan–peningkatan kualitas tenaga kerja sehingga dapat
mengurangi ketergantungan organisasi untuk menarik karyawan baru. Adapun tujuan
pengembangan Sumber Daya Manusia diarahkan untuk merubah Sumber Daya Manusia
yang potensial tersebut menjadi tenaga kerja yang produktif, serta mampu dan
terampil sehingga menjadi efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.
Pengembangan tenaga kerja dapat dilakukan dengan mengadakan
pendidikan dan latihan yang rutin, promosi dan mutasi. Pendidikan dan latihan
dilakukan agar tenaga kerja dapat selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Promosi dapat digunakan untuk cara pengembangan
tenaga kerja, karena promosi merupakan perpindahan karyawan ke jenjang yang
lebih tinggi. Sementara mutasi adalah perpindahan karyawan dari satu unit ke
unit yang lain tanpa merubah jenjang yang ada. Adanya mutasi ini diharapkan
karyawan mempunyai multi skill.
Adanya pengembangan tenaga kerja, baik melalui pendidikan
dan latihan, promosi maupun mutasi akan dapat memotivasi karyawan untuk
mempunyai kinerja yang baik sehingga dalam penilaian prestasi kerja dapat
maksimal.
3. Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu aspek yang
penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dengan adanya penilaian prestasi
kerja, maka dapat diketahui karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang baik
maupun yang kurang. Hal ini akan berdampak pada pemberian kompensasi.
4. Pemberian Kompensasi
Fungsi pemberian kompensasi meliputi kegiatan pemberian
balas jasa kepada para karyawan. Kompensasi ini dapat berupa finansial maupun
non finansial. Kegiatan disini meliputi penentuan sistem kompensasi yang mampu
mendorong prestasi karyawan, dan juga menentukan besarnya kompensasi yang akan
diterima oleh masing–masing pekerja secara adil.
5. Pemeliharaan Tenaga Kerja
Di dalam pemeliharaan tenaga kerja ada pelaksanaan aspek
ekonomis dan non ekonomis yang diharapkan dapat memberikan ketenangan kerja dan
konsentrasi penuh bagi pekerja guna menghasilkan prestasi kerja yang di
harapkan oleh organisasi. Aspek ekonomis berhubungan dengan pemberian
kompensasi yang berupa gaji dan bonus yang sebanding dengan hasil kerjanya.
Aspek nonekonomis berupa adanya jaminan kesehatan, kesejahteraan dan keamanan
serta kenyamanan dalam bekerja. Adanya kegiatan pemeliharaan tenaga kerja yang
memadai akan memperkecil adanya konflik antara tenaga kerja dengan pemberi
kerja.
Dalam pemeliharaan sumber daya manusia ada beberapa yang perlu
dikaji antara lain tentang kepuasan kerja karyawan, pengelolaan konflik,
motivasi karyawan dan komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
6. Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen
sumber daya manusia. Fungsi pemberhentian harus mendapat perhatian yang serius
dari manajer SDM karena telah diatur oleh undang-undang dan mengikat bagi
perusahaan maupun karyawan. Istilah pemberhentian atau separation, pemisahan
adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari organisasi (perusahaan) yang
disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan organisasi, pensiun, aatau
sebab-sebab lain yang diatur oleh undang-undang.
G. Urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Berwirausaha
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam
berwirausaha. Apapun bentuk serta tujuannya, usaha dibuat berdasarkan berbagai
visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan
diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua
kegiatan institusi atau organisasi
Urgensi manajemen sumber daya manusia dalam berwirausaha
yaitu:
1. MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi
perusahaan agar tujuan usahanya dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM
juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science) yang mengacu
kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan,
pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan
2. Fungsi MSDM yaitu hal ihwal staffing dan personalia dalam
usaha dalam perusahaan, yang mencakup analisis tugas atau jabatan, rekrutmen
dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan,
penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang
penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi, pelatihan,
pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan
kinerja merupakan tugas setiap manajer maka scope MSDM mencakup seluruh tugas
tentang SDM yang diemban oleh setiap manajer.
3. Aspek manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian
luasnya, maka MSDM melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor
lingkungan internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan
eksternal (peluang dan ancaman). Tantangan manajer masa kini adalah merespons
perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal perusahaan
menjadi kuat dan kompetitif.
Jelaslah bahwa para manajer harus mengaitkan pelaksanaan
MSDM dengan strategi usaha untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya
korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.
4. Peran strategis SDM dalam usaha atau bisnis dapat
dielAaborasi dari segi teori sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah
mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi
kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya sebagaimana
disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added
value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan
competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya,
strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang dapat
mengoptimumkan competitive advantage.
5. Adanya SDM ekspertis: manajer strategis (strategic
managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value
tersebut merupakan value added perusahaan. Value added adalah SDM strategis
yang menjadi bagian dari human capital perusahaan.
6. Kecenderungan global: Perubahan, pergeseran Manajer masa
kini dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan
yang berlangsung cepat. Perubahan ini disebabkan antara lain oleh
a. Berbagai kemajuan teknologi yang berlangsung sangat cepat
pada 10-20 tahun terakhir, terutama dalam telekomunikasi, penggabungan komputer
dengan komunikasi, CAD, CAM dan robotika.
b. Pengaruh globalisasi: perusahaan manufaktur Amerika
Serikat memanfaatkan buruh murah di negara-negara berkembang, persaingan yang
semakin mendunia, produksi manufaktur multinasional
c. Pengaruh deregulasi atau berkurangnya pengaturan harga,
entry tariff dsb. oleh pemerintah, proteksi dan monopoli yang semakin berkurang
menyebabkan munculnya berbagai perusahaan baru dalam bidang telekomunikasi,
penerbangan, bank yang beroperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah
(sangat kompetitif).
d. Demografi tenaga kerja global yang berubah, mengarah
kepada workforce diversity, diskriminasi tenaga kerja yang semakin longgar,
bertambahnya tenaga usia tua dan tenaga kerja wanita
e. Perubahan sistem sosio-politik seperti Rusia yang menjadi
kapitalis, RRT yang menjadi negara industri, berdirinya asosiasi-asosiasi
regional (EU, NAFTA, APEC dll.) yang bertujuan antara lain untuk kerjasama
ekonomi, liberalisasi dan deregulasi perdagangan; reformasi di Indonesia yang
meruntuhkan orde baru mestinya membawa paradigma baru di dunia usaha.
Pergeseran-pergeseran yang telah disebutkan di atas
berdampak kepada semakin banyaknya pilihan bagi konsumen; terjadinya mergers,
joint-venture dan bahkan divestasi dan menutup usaha; siklus hidup produk
menjadi lebih pendek dan terjadi fragmentasi pasar. Fenomena-fenomena tersebut
menimbulkan ketidak pastian sebagai tantangan terhadap tugas manajer. Menjawab
tantangan ini, agar dapat bersaing dan sustainable sesuai tuntutan perubahan,
usaha atau bisnis harus responsif, cepat bereaksi dan cost-effective.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan,
dan pemisahan tenagakerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sejarah
Manajemen Sumber Daya Manusia sebelum permulaan abad kedua puluh manusia
dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak kali
oleh majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya masih terus
dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan komparatif
yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut bisa
lebih bersaing dengan negara lain.
Pendekatannya Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu dilakukan
dengan pendekatan mekanis, pendekatan paternalisme, dan, pendekatan system
social. Tahap pelaksanaannya yaiturecruitment (pengadaan), maintenance
(pemeliharaan), dan development (pengembangan). Fungsi adanya MSDM yaitu
perencanaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja,
pemberian kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemberhentian. Urgensi
adanya MSDM yaitu karena MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi
perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum, staffing dan
personalia dalam organisasi, meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya
korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://berbagiproposal.blogspot.co.id/2016/03/makalah-manajemen-sumber-daya-manusia.html
http:
//makalahkumakalahmu.wordpress.com/sumber-daya-manusia-yang-efektif/
http: //faridanoviana.blog.perbanas.ac.id